Kita sejak kecil suka berkumpul
Bercanda dan main pukul - pukul
Selalu riang,tiada beban yang kita pikul
Semuanya mengalir tanpa di atur
Kita meniti pelangi hidup penuh ceria
Menyusur taman bahagia hingga kita dewasa
Dalam satu kebiasaan lalu timbul satu rasa
Keinginan hidup bersama hingga kehujung usia
Satu waktu timbul berbagai rasa
Cemburu,sakit hati yang tak dapat di mengerti
Diketika ada insan lain yang ingin hampiri
Terbelenggu,takut cinta di bawa lari
Tiba - tiba hilang kebiasaan yang selalu ada
Aku di selimuti rasa gundah dan sengsara
Bak burung yang patah sayapnya
Hanya berharap dapat terbang semula
Namun tiba - tiba kau datang menyapah
Bagai dingin angin salju menbalut mesra
Terasa bagai mentari memberi sinar cahaya
Ketakutan ku kini akhirnya telah tiada
Baru sekarang aku sedar rasa cinta yang telah lama ada
Ianya telah sebati dalam diri kita ;dua rasa yang sama
Akan ku jaga diri mu sebaik - baiknya
Takkan ku biarkan kau menitis airmata
Kita berdua menuju syurga
Bunga dan pelangi ku hiaskan dalam hidup kita
Kau tahukan mengapa
Kerana ada kau dan aku dalam keabadaian cinta kita
kesasteraan melayu
Friday 3 August 2012
Thursday 2 August 2012
MENGHITUNG DETIK WAKTU
Hidup pada saat ini bak menghitung detik waktu
Seperti menunggu mentari timbul dari timur
Lalu menanti ia mengingsir dan sembunyi di balik awan kelabu
Esok masih hidupkah aku
Ketik - ketik jarum waktu lemah lembut melangkah, satu demi satu
Keseharian terbaring kaku cuba menatap langit biru
Apa akhir dari sisa masa dapat ku persembahkan padanya
Kerana aku berani bersumpah bekalan ku tiada.
Aku menunggu dan menunggu tibanya hembusan terakhir ku
Tak habis - habis pertanyaan ku bilakah ia datang menjemputku
Aku lelah menanti dari hari ke hari dan minggu ke minggu
cuba beritakan pada ku bilakah datangnya undangan itu.
COPYRIGHT
Seperti menunggu mentari timbul dari timur
Lalu menanti ia mengingsir dan sembunyi di balik awan kelabu
Esok masih hidupkah aku
Ketik - ketik jarum waktu lemah lembut melangkah, satu demi satu
Keseharian terbaring kaku cuba menatap langit biru
Apa akhir dari sisa masa dapat ku persembahkan padanya
Kerana aku berani bersumpah bekalan ku tiada.
Aku menunggu dan menunggu tibanya hembusan terakhir ku
Tak habis - habis pertanyaan ku bilakah ia datang menjemputku
Aku lelah menanti dari hari ke hari dan minggu ke minggu
cuba beritakan pada ku bilakah datangnya undangan itu.
COPYRIGHT
Wednesday 1 August 2012
the beginning
Today is the beginning of my blog. In this blog I am going to write my feelings and thoughts about the malay literature.
Subscribe to:
Posts (Atom)